“Kita sangat menyangkan bahwa, sampai hari ini anggota dewan provinsi Jawa Timur dari Dapil Sidoarjo masih belum tampak batang hidungnya. Ini menandakan anggota dewan betul-betul telah mati kepekaan dan kepeduliannya terhadap masyarakat. Saya sebut saja di sini, seperti Dedi Irwansah, dia putra Sidoarjo, dipilih oleh masyarakat Sidoarjo, saat ini duduk sebagai ketua Komisi A DPRD Jatim, tapi memilih untuk tidak berdiri di samping para korban Ponpes Al Khoziny. Kemana dia, apa karena ini musibah dan bukan plesiran ke luar negeri yang biasa dibungkus dengan label Kunker menjadi tidak menarik perhatian dewan yang terhormat?” Tegasnya
Ketidakhadiran anggota dewan provinsi Jawa Timur, khususnya yang terpilih dari Dapil Sidoarjo bagi A.Sholeh menambah kesedihan tersendiri. Baginya, matinya kepedulian anggota dewan terhadap hal-hal mendasar seperti ini menjadi musibah lain yang akan terus menambah ancaman bagi rakyat kecil. Tidak terkecuali, A Sholeh menyentil anggota dewan dengan satire, bahwa musibah atau bencana seperti yang menimpa Ponpes Al Khoziny tidak menarik layaknya Kunker ke luar negeri seperti yang dilakukan oleh Dedi Irwansah di Komisi A DPRD Jatim, sesuatu yang memang banyak menimbulkan perdebatan.
“Kunker ke luar negeri yang dilarang Prabowo itu memang pasti sangat menarik ya. Kalau musibah seperti ini mungkin tidak jadi prioritas. Kalau Kunker ke LN, meskipun menabrak peraturan bisa dicarikan celah agar tampak tak melanggar. Makanya, kalau kemudian masyarakat benci terhadap DPR jangan disalahkan, karena sikap dan tindakan mereka memang justru berjarak dengan kepentingan masyarakat. Harusnya Partai bersikap tegas terhadap kader-kader yang punya karakter seperti itu, agar partai tidak dituduh gagal melakukan edukasi politik lagi”, papar A.Sholeh
Dalam kesempatan ini, A.Sholeh menguraikan persoalan pelik yang terus menggerogoti marwah legislatif karena ulah anggota dewan yang gagal mencermati fungsinya. Oleh sebab itu, aktivis yang juga tercatat sebagai eks Ketua Aliansi Bem Surabaya ini, sering melakukan gerakan massa untuk menyuarakan kepentingan masyarakat sipil dan memperjuangkan peraturan, termasuk gerakan demonstrasi di depan kantor Dewan Provinsi Jawa Timur menyoal Kunker ke luar negeri Komisi A DPRD Jatim yang diduga melanggar Inpres No. 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi.
“Kunker ke Luar Negeri itu sudah cacat sejak dalam ide mereka. Melanggar Inpres dan melanggar keputusan pimpinan dewan yang menghapus Kunker ke luar negeri. Ditambah pula sikap mereka yang tidak memiliki kepedulian sosial sebagai wakil rakyat. Anggota Dewan khususnya yang dari Sidoarjo, harusnya sadar, bahwa dia bukan hanya wakil rakyat, tapi juga respresentasi lembaga yang tengah disorot serius oleh masyarakat. Sikap seperti ini hanya akan menjadi preseden buruk yang akan terus mencederai DPR sebagai lembaga. Partai harus tegas dalam soal ini. Jangan pertahankan kader yang gagal mengartikulasikan posisinya, agar tidak hanya menjadi pesakitan dan benalu”. Pungkas A Sholeh.
Dalam kesempatan ini, A.Sholeh memastikan bahwa, lembaga yang dipimpinnya akan terus melakukan aksi-aksi nyata, menyorot segala macam bentuk pengingkaran terhadap negara. Termasuk akan terus mendorong APH hingga partai politik untuk serius menindak oknum-oknum yang tidak memiliki komitmen menjaga marwah lembaga negara ataupun partai politik, untuk menindak tegas kader-kader yang tidak loyal merawat, menjaga, dan menyuarakan kepentingan rakyat.