JAKARTA – Dari tanah bersejarah tempat awal penyebaran Islam di Nusantara, semangat Resolusi Jihad kembali menggema. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia (Menko PM) Muhaimin Iskandar menyerukan agar jihad santri masa kini diwujudkan dalam bentuk perjuangan melawan kemiskinan dan ketertinggalan, bukan lagi melalui senjata, melainkan lewat ilmu, kerja nyata, dan pemberdayaan.
“Jihad santri hari ini harus diwujudkan dalam perjuangan melawan kemiskinan dan ketertinggalan. Santri harus menjadi generasi tangguh, disiplin, dan mandiri untuk melanjutkan semangat para pejuang yang dahulu berkorban dengan iman dan keberanian,” ujar Muhaimin, Rabu, (22/10/2025).
Muhaimin menegaskan bahwa pesantren adalah sumber daya bangsa yang harus diberdayakan lebih luas agar dapat melahirkan generasi yang tidak hanya berilmu agama, tetapi juga memiliki kemampuan ekonomi dan sosial yang kuat.
“Dari pesantren, jihad itu terus menyala: jihad dengan ilmu, kerja nyata, dan pemberdayaan untuk kemajuan Indonesia,” tegasnya.
Menanggapi seruan tersebut, Direktur Eksekutif Lingkar Studi Kebangkitan Bangsa (LSKB) Fahmi Budiawan menyebutkan bahwa hingga kini masih banyak pandangan keliru terhadap peran santri dalam pembangunan bangsa.
“Masih banyak anggapan santri tidak ikut serta mewarnai negeri, padahal alumni santri banyak mengabdi di masyarakat namun belum mendapat perhatian serius dari negara,” ungkap Fahmi.
Ia menjelaskan, mayoritas santri berasal dari keluarga kurang mampu. Hanya sekitar 15 persen yang berasal dari kalangan berkecukupan, sementara sebagian besar memilih tetap mengabdi di pesantren atau madrasah dengan pendapatan yang terbatas.
“Santri yang orang tuanya mampu dan kaya hanya sekitar 15 persen. Banyak alumni santri yang akhirnya mengabdi di pondok pesantren atau madrasah dengan pendapatan secukupnya,” tambahnya.
Fahmi juga mengapresiasi langkah Muhaimin Iskandar yang disebutnya sebagai Panglima Santri karena mendorong implementasi kurikulum vokasi di pondok pesantren. Menurutnya, langkah tersebut menjadi peluang bagi alumni santri untuk berkontribusi di berbagai bidang, tidak hanya dalam keagamaan tetapi juga sektor ekonomi.
“Terima kasih kepada Panglima Santri Gus Muhaimin yang turut serta mendorong kurikulum vokasi untuk pondok pesantren, supaya alumni santri dapat berkontribusi lebih luas, bukan hanya di bidang keagamaan, tetapi juga dalam bidang perekonomian,” tutup Fahmi.
