Dituding Terapkan Standar Ganda, Presiden FIFA Infantino Pilih Bungkam Soal Israel dan Rusia

Presiden FIFA Gianni Infantino jawab soal dugaan standar ganda terhadap Rusia dan Israel. (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Presiden FIFA Gianni Infantino mendapat sorotan publik usai dinilai menghindari pertanyaan mengenai dugaan standar ganda FIFA terhadap Rusia dan Israel dalam ajang sepak bola internasional.

Rusia hingga kini masih dijatuhi sanksi oleh FIFA sejak melakukan invasi militer ke Ukraina. Negara itu dilarang tampil di seluruh kompetisi resmi, termasuk kualifikasi Piala Dunia 2022, dan belum diizinkan kembali ke turnamen di bawah naungan FIFA maupun UEFA.

Namun, di sisi lain, sejumlah pihak menilai FIFA tidak menerapkan langkah serupa terhadap Israel, meskipun negara tersebut dituding melakukan serangan besar-besaran ke Palestina di Jalur Gaza.

Dalam wawancara usai menghadiri pertemuan puncak perdamaian di Sharm el-Sheikh, Mesir, Infantino memilih tidak memberikan jawaban langsung terkait tudingan tersebut.

“Saya merasa terhormat dapat menyaksikan pertemuan puncak perdamaian baru-baru ini di Sharm el-Sheikh [Mesir], yang juga dihadiri oleh Presiden Donald Trump dan beberapa negara lain untuk menyaksikan perjanjian perdamaian penting,” kata Infantino.

Bacaan Lainnya

Alih-alih menjawab soal kebijakan FIFA terhadap Rusia dan Israel, Infantino justru menyinggung peristiwa diplomatik lain yang dianggap sebagai simbol perdamaian.

“Kita semua mendukung perdamaian dan persatuan, serta upaya untuk mempersatukan rakyat dan hari ini juga kita telah menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja,” ujarnya.

Pernyataan itu memunculkan kritik karena dianggap tidak menjawab inti pertanyaan terkait sikap FIFA yang dinilai berat sebelah. Beberapa pengamat menilai, Infantino berusaha menjaga posisi netral FIFA dengan menghindari komentar politik langsung, meski justru menimbulkan kesan ambigu.

Hingga kini, FIFA belum memberikan penjelasan resmi apakah akan menjatuhkan sanksi serupa terhadap Israel seperti yang diberlakukan kepada Rusia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *