YOGYAKARTA — Anggota DPD RI asal DIY, Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A., memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Bantul atas terobosan melalui Surat Edaran Bupati yang mewajibkan ASN, PPPK, tenaga honorer, pegawai BUMN/BUMD, dan pamong kalurahan menjadi pelopor Gerakan Pilah Sampah dari Rumah serta pengelolaan sampah organik lewat biopori.
Berdasarkan data BPS Bantul, jumlah ASN di kabupaten tersebut mencapai 6.154 orang pada akhir 2024. Sementara itu, timbulan sampah harian di Bantul mencapai 95 ton per hari, dengan 75 persen berasal dari rumah tangga dan sekitar 50 persen berupa sampah organik. Gus Hilmy menilai keterlibatan ASN dapat membawa dampak besar bagi pengurangan sampah dari hulu.
“Angka ini relatif signifikan. Bayangkan jika kebijakan ini benar-benar dipatuhi dan ditiru oleh masyarakat luas. Masalah sampah yang menumpuk di TPA bisa dikurangi sejak dari hulu,” ujar Gus Hilmy melalui keterangan tertulis pada Kamis (11/9/2025).
Katib Syuriyah PBNU tersebut menekankan bahwa pengelolaan sampah tanpa pemilahan terbukti gagal di banyak tempat karena keterbatasan tenaga dan sarana petugas kebersihan.
“Oleh sebab itu, menjadikan ASN sebagai pelopor memilah sampah di rumah tangga adalah langkah visioner. Dalam peribahasa Arab disebutkan, an-nas ala dini mulukihim, artinya rakyat itu mengikut apa yang menjadi kebiasaan pemimpinnya,” kata Gus Hilmy.
Pria yang juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta ini menilai kebijakan tersebut perlu disertai mekanisme reward dan punishment.
“Reward bisa berupa apresiasi publik atau insentif bagi ASN yang konsisten, sedangkan punishment berupa teguran administratif bagi yang abai,” jelasnya.
Namun ia mengingatkan bahwa gerakan hulu harus disambut dengan pengelolaan hilir yang serius, agar tidak berhenti di proses pemilahan saja.
“Jangan sampai di awal bagus, tapi finishing-nya tidak tuntas. Mindset pengelolaan sampah di hilir haruslah memberi nilai tambah. Misalnya melalui pengolahan menjadi kompos, energi alternatif, atau produk daur ulang yang bernilai ekonomi,” tegasnya.
Senator asal Yogyakarta itu berharap gerakan pilah sampah Bantul dapat menjadi model bagi wilayah lain di DIY.
“Jika pola ini diterapkan luas, minimal separuh persoalan sampah bisa teratasi dari hulu… Kampanye moral seperti ‘Sampahmu, Tanggung Jawabmu’ akan membentuk budaya bersih, disiplin, hidup sehat, dan bertanggung jawab,” ungkapnya.
Dengan sinergi antara pemerintah, ASN, dan masyarakat, Gus Hilmy optimistis DIY dapat mewariskan lingkungan yang lebih sehat dan lestari kepada generasi mendatang.