“Kita menyerukan kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk bersikap keras dan terang. Panggil Duta Besar Amerika, sampaikan nota protes diplomatik, dan ambil langkah konkret di PBB, OKI, dan Gerakan Non-Blok. Jangan hanya prihatin. Saatnya berdiri di barisan korban, bukan pelaku,” tegas anggota Komite II DPD RI tersebut.
Tidak hanya itu, Gus Hilmy mendesak PBB untuk segera lakukan investigasi menyeluruh terhadap Amerika Serikat yang menyebabkan ketakutan dikalangan rakyat sipil Iran. Menurutnya, PBB harus menunjukkan sikap profesionalisme dengan menunjung tinggi keadilan bagi masyarakat dunia terhadap peperangan yang menimpa Palestina dan Iran.
“Kalau kita cermati perkembangan politik global sekarang, setidaknya ada tiga hal utama yang menjadi tuntutan kita kepada masyarakat internasional. Pertama, Amerika Serikat harus memberikan pertanggungjawaban di hadapan Dewan Keamanan PBB dan Mahkamah Internasional atas pelanggaran HAM dan agresi terhadap negara berdaulat. Kedua, PBB harus membentuk tim investigasi independen atas dampak pemboman terhadap warga sipil dan kerusakan infrastruktur sipil di Iran. Kerakhir, ketiga, masyarakat internasional harus menghentikan praktik standar ganda dalam menyikapi Palestina dan Iran serta mulai memperlakukan semua bangsa secara adil,” tuntut Gus Hilmy.
Bahkan Gus Hilmy mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara harus menunjukkan kepedulian dan tidak tinggal diam menanggapi kasus yang menimpa Palestina dan Iran. Menurutnya, Indonesia tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang berdiri di sisi kemerdekaan dan kemanusiaan.
“Jika dunia bungkam hari ini, maka dunia sedang menggali liang kubur bagi prinsip-prinsip keadilan yang selama ini dijunjung. Kita tidak boleh menjadi pengecut yang hanya berani bicara ketika tidak berisiko. Pancasila, UUD 1945, dan sejarah diplomasi kita menuntut keberanian,” tutupnya.
Untuk diketahui, Amerika Serikat akhirnya ikut campur dalam ketegangan antara Iran dan Israel dengan melakukan pengeboman terhadap tiga fasilitas nuklir Iran tempo hari. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim serangan itu berhasil menghancurkan fasilitas nuklir dan mengancam serangan lebih lanjut bila Iran tidak segera berdamai. Banyak pihak di dunia internasional mengecam tindakan Amerika Serikat ini, sekaligus menyerukan agar semua pihak menahan diri dan segera menempuh jalur diplomasi.