Insiden Perusakan Rumah Doa di Padang Lukai Anak-anak, Menteri PPPA Soroti Trauma Psikologis

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi. (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Kekerasan yang terjadi di rumah doa jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah Padang, Sumatera Barat, memicu keprihatinan serius dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi. Insiden tersebut tidak hanya merusak sarana ibadah, tetapi juga melukai dua anak dan meninggalkan dampak psikologis yang mendalam bagi anak-anak yang menyaksikan peristiwa tersebut.

“Kami sangat menyayangkan terjadinya insiden di Padang. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan, termasuk pendidikan keagamaan, tanpa rasa takut atau ancaman. Insiden ini menyisakan trauma bagi anak-anak yang menjadi saksi terjadinya kekerasan,” ujar Menteri Arifah Fauzi di Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Menurut Arifah, tindakan intoleransi dan kekerasan seperti ini merupakan pelanggaran berat terhadap hak anak untuk memperoleh pendidikan dan lingkungan yang aman. Ia menegaskan bahwa dampak psikologis dari peristiwa tersebut dapat menghambat perkembangan anak dalam jangka panjang.

“Kekerasan dan tindakan intoleran seperti ini dapat menimbulkan luka psikologis yang mendalam dan berdampak panjang pada tumbuh kembang mereka. Anak-anak harus tumbuh dan belajar dalam suasana damai, bukan dalam ketakutan,” tegasnya.

Pemerintah Kota Padang langsung merespons kejadian ini dengan langkah cepat. Wali Kota Padang berkomitmen untuk mengawal proses pemulihan, termasuk memastikan keberlanjutan kegiatan pendidikan agama di rumah doa tersebut. Selain itu, pendampingan psikologis bagi anak-anak korban juga telah disiapkan melalui dinas sosial setempat.

Bacaan Lainnya

“Kami mengapresiasi respons sigap dari Pemerintah Kota Padang yang menegaskan komitmennya untuk mengawal kegiatan pembinaan dan pendidikan agama di rumah doa itu agar dapat kembali berjalan aman dan menjamin pendampingan psikologis bagi anak-anak korban melalui dinas sosial. Ini adalah contoh baik bagaimana pemerintah daerah harus hadir dan bertindak cepat dalam melindungi warganya, khususnya anak-anak,” ungkap Arifah Fauzi.

Menteri PPPA juga menekankan pentingnya pendampingan profesional untuk membantu anak-anak pulih dari trauma yang dialami. Upaya ini diharapkan dapat mengembalikan rasa aman dan mendukung perkembangan psikologis mereka.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *