JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) mencanangkan gerakan wakaf produktif untuk mendukung pengembangan pendidikan Islam dengan target penggalangan dana mencapai Rp1 triliun setiap tahun. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk mendukung pendidikan generasi muda, mulai dari beasiswa hingga peningkatan kualitas madrasah dan lembaga pendidikan Islam.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa target ini realistis karena melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari masjid, pesantren, organisasi masyarakat Islam, mahasiswa, hingga perguruan tinggi Islam.
“Kementerian Agama kita dengan stakeholders-nya Insya Allah minimum akan mengumpulkan wakaf Rp1 triliun setiap tahun,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Nasaruddin menambahkan bahwa langkah ini adalah bagian dari investasi kemanusiaan yang akan melahirkan pemimpin umat masa depan. Ia menekankan pentingnya dukungan pendidikan tinggi bagi generasi penerus bangsa.
“Bayangkan kalau orang yang sujud itu punya pendidikan tinggi, maka akan semakin besar pula kontribusi dan sedekahnya bagi masyarakat,” katanya.
Selain fokus pada umat Islam, Nasaruddin juga mengajak seluruh umat beragama di Indonesia untuk turut serta dalam gerakan wakaf ini demi mewujudkan bangsa yang lebih berdaya.
“Kalau berdaya umat beragama di Indonesia, maka berdayalah masyarakat Indonesia, bangsa Indonesia, dan negara Indonesia,” tambahnya.
Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kamaruddin Amin, optimistis gerakan ini dapat terealisasi. Ia memperkirakan dalam kurun 4-5 tahun ke depan, pengumpulan wakaf tunai bisa mencapai target yang dicanangkan.
“Kita optimis sampai tahun 2029, dalam waktu 4-5 tahun, kita bisa mengumpulkan wakaf tunai sebesar Rp1 triliun. Mohon doanya, dan semua pihak bisa berkontribusi,” kata Kamaruddin.
Dengan adanya gerakan wakaf produktif ini, Kemenag berharap pendidikan Islam dapat berkembang lebih pesat dan melahirkan generasi cerdas yang mampu memberikan kontribusi besar bagi bangsa.