Kemendesa Gelar TOT Pengajar Daerah untuk Percepatan Penurunan Stunting

Foto bersama saat kegiatan ToT Kemendesa. (Foto: Harianindo.id)

JAKARTA – Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendesa PDT) melalui Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa (PSBLDP) menggelar Training of Trainers (TOT) bagi calon pengajar daerah di lima provinsi. Program ini dirancang untuk memperkuat kapasitas aparatur dan tenaga pendamping profesional dalam mendukung strategi nasional pencegahan serta percepatan penurunan stunting di tingkat desa.

Pelaksanaan TOT berlangsung secara bertahap di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan dimulai pada 10 September 2025 di Sumatera Utara dan berakhir pada 4 Oktober 2025 di NTT.

Direktur PSBLDP, Andrey Iksan Lubis mengatakan kegiatan ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk melahirkan tenaga pengajar daerah yang memiliki kemampuan teknis dan konseptual dalam mengintegrasikan program pencegahan stunting ke dalam perencanaan pembangunan desa.

“Melalui agenda ini, kami ingin melahirkan pengajar daerah yang mahir merumuskan dan mendukung strategi nasional dalam pencegahan dan percepatan penurunan stunting, sekaligus meningkatkan kualitas pembangunan manusia di desa,” ujar Andrey di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Bacaan Lainnya

Ia menambahkan, peningkatan kapasitas pengajar daerah merupakan langkah penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor di tingkat daerah agar program penurunan stunting dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.

Selain menjadi ajang peningkatan kompetensi, TOT ini juga mempererat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah melalui pelaksanaan Bimbingan Teknis Terpadu. Dengan semangat “Upgrade kapasitas, level up kualitas!”, kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan pengajar-pengajar daerah yang adaptif dan berdaya guna dalam mempercepat pembangunan manusia di desa.

Program tersebut menjadi wujud nyata komitmen Kemendesa PDT dalam membangun sumber daya manusia desa yang sehat, produktif, dan inklusif, sekaligus mendukung target nasional penurunan stunting.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *