POLEWALI MANDAR – Kementerian Transmigrasi melalui Direktorat Promosi Pemasaran Produk Unggulan Transmigrasi (P3UT) semakin memperkuat peran kawasan transmigrasi sebagai pusat komoditas unggulan nasional. Hal ini terlihat dari kehadiran tim P3UT dalam pelepasan 7 ton kakao di PT Untuk Indonesia Hijau pada (30/7/2025), yang ditujukan untuk pasar Jepang.
“Pelepasan ini tidak hanya menjadi momentum penting bagi industri kakao di Sulawesi Barat, tetapi juga menunjukkan kontribusi nyata desa-desa transmigrasi dalam rantai pasok ekspor” ungkap Togu Tua Hotma, Perwakilan Kementrian Transmigrasi sekaligus Ketua Satker Promosi kepada harianindo.id pada Rabu (30/7/2025).
Dalam acara tersebut, perwakilan buyer Jepang memberikan bingkisan simbolik kepada Togu sebagai wujud apresiasi sekaligus penguatan hubungan dagang. Togu menegaskan, kerja sama ini menjadi pintu masuk perluasan diplomasi perdagangan.
“Kami berharap ekspor kakao ini bukan hanya tentang perdagangan, tetapi juga membangun hubungan ekonomi jangka panjang yang memberi nilai tambah bagi petani transmigrasi,” tambahnya.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh pemasok kakao dari Jepang yang datang meninjau proses fermentasi hingga pengiriman. Hal ini menandakan kepercayaan tinggi terhadap kualitas kakao Polewali Mandar, khususnya yang berasal dari kawasan transmigrasi Tubbi Taramanu (Tutar). Ketua Tim Satker Promosi P3UT, Togu Tua Hotma (Togu), yang memimpin rombongan, menyampaikan bahwa lebih dari 60% biji kakao fermentasi yang dikirim berasal dari desa-desa transmigrasi, seperti Desa Luyoh dan Desa Bulo.
“Program transmigrasi tidak hanya membangun permukiman, tetapi juga ekosistem ekonomi berbasis lahan produktif. Kakao yang hari ini diekspor adalah bukti bahwa kawasan transmigrasi mampu menghasilkan produk berstandar internasional,” ujar Togu.
PT Untuk Indonesia Hijau sendiri bukan pemain baru di industri ini. Perusahaan milik Erwin Hertawan tersebut telah bermitra dengan Jepang selama lebih dari 12 tahun dengan rata-rata ekspor 75 hingga 100 ton kakao per tahun.
Selain mengekspor biji kakao fermentasi, PT Untuk Indonesia Hijau juga memiliki fasilitas pengolahan yang memproduksi cokelat bubuk, cokelat batang, cocoa butter, dan cocoa pasta sesuai standar mutu internasional. Bahkan, perusahaan ini menyediakan layanan pemesanan pengolahan kakao dengan kapasitas minimal 100 kg, yang menjadi peluang besar bagi petani kecil dan UMKM lokal.
Salah satu Produk unggulan PT untuk indonesia hijau adalah Qindo Chocolate, memiliki kadar coklat hingga 47% hingga 70%, ada juga coklat yang memiliki tingkat dark 100% biasanya di buat jadi bahan baku minuman atau menjadi elemen dasar untuk bahan makanan berbasis cokelat.