MALANG – Isu yang beredar di media sosial terkait Menteri Keuangan Sri Mulyani disebut menganggap guru sebagai “beban negara” mendapat reaksi keras dari Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Malang Raya. Formateur SEMMI Malang Raya, Ahmad Hafidh Taqiyuddin, menegaskan bahwa narasi hoaks tersebut bisa berbahaya yang dan bisa merusak martabat tenaga pendidik di mata publik.
“Guru dan dosen adalah pilar utama pendidikan dan pembangunan bangsa. Mereka bukan beban, tetapi garda terdepan mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat konstitusi,” tegas Ahmad Hafidh Taqiyuddin dalam keterangannya kepada harianindo.id, Rabu (20/8/2025).
Lebih lanjut, Hafidh juga menekankan bahwa pemerintah harus serius memberikan perhatian penuh terhadap kesejahteraan tenaga pendidik. Menurutnya, kepastian status kepegawaian, gaji yang layak, hingga fasilitas pembelajaran yang memadai merupakan bentuk penghargaan yang seharusnya menjadi prioritas negara.
“Investasi terbesar sebuah bangsa bukan hanya pada infrastruktur fisik, melainkan pada kualitas sumber daya manusianya. Itu berarti kesejahteraan guru dan dosen harus menjadi prioritas,” ujarnya menambahkan.
Selain itu, SEMMI Malang Raya juga mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar.
“Kebijaksanaan dalam menyaring informasi sangat penting, apalagi jika menyangkut profesi mulia seperti guru dan dosen,” kata Ahmad Hafidh Taqiyuddin.
Dengan pernyataan ini, SEMMI Malang Raya menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan hak-hak guru dan dosen agar mendapat penghargaan setimpal atas pengabdian mereka dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa.