MBG di Persimpangan Fiskal: Investasi Gizi atau Ancaman Stabilitas Ekonomi?

Ilustrasi

Berbagai potensi inefisiensi dan kebocoran anggaran mengintai seperti bayang-bayang hantu di lorong fiskal. Salah sasaran, korupsi, dan duplikasi program bisa menjadi duri tajam yang menusuk program tersebut. Selain itu, HSBC mengingatkan risiko ketidakstabilan makro akibat “policy shock” – ledakan pengeluaran yang tidak berimbang dan mendadak – yang bisa mengguncang sentimen pasar dan kepercayaan investor.

Mengkhawatirkan, jika porsi belanja produktif seperti infrastruktur dan modal dipangkas demi MBG, maka pertumbuhan jangka panjang pun bisa tergerus, ibarat taman yang dipanen sebelum waktunya.

Peluang dan Risiko: Dua Sisi Mata Uang Ekonomi MBG

MBG adalah medali koin ekonomi yang memiliki dua wajah berlian dan belati. Peluangnya nyata dan menggoda: dengan meningkatkan kualitas SDM yang gizi baik, Indonesia berinvestasi pada masa depan yang cerah. Dorongan UMKM lokal, pertanian dan logistik akan membangkitkan ekonomi akar rumput dan memperkuat basis ekonomi nasional.

Dalam tempo ketidakpastian ekonomi global dan tekanan inflasi, MBG dapat menjadi tameng sosial menjaga daya beli masyarakat, menjaga agar roda ekonomi tetap berputar tanpa putus.

Bacaan Lainnya

Namun, risiko membebani APBN dan menggerus ruang fiskal adalah momok nyata. Potensi korupsi, pemborosan, dan salah sasaran sudah menjadi ancaman klasik dalam sejumlah program sosial di berbagai negara, termasuk India dan Afrika. Salah kelola berarti beban lebih berat yang menghambat pertumbuhan, karena menyedot sumber daya dari sektor produktif lain.

Rekomendasi Kebijakan: Menyeimbangkan Timbangan Ekonomi

Agar MBG tidak berubah menjadi bom waktu dalam kapal fiskal Indonesia, pemerintah harus mengarahkan kemudi dengan strategi tajam dan penuh kehati-hatian:

  1. Desentralisasi dan Penguatan Ekonomi Lokal: Prioritaskan pembelian bahan pangan dari UMKM dan petani lokal. Ini bukan hanya soal distribusi, tapi juga pemberdayaan ekonomi di akar rumput. Negara seperti Brazil membuktikan bahwa program subsidi yang dipadu dengan pemberdayaan petani kecil menciptakan efek positif berkelanjutan.
  2. Transparansi dan Audit Berkala: Setiap rupiah yang mengucur wajib diawasi ketat dan dipublikasikan melalui dashboard Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Kejelasan capaian dan realisasi anggaran akan menekan potensi korupsi dan meningkatkan akuntabilitas.
  3. Pendekatan Prioritas Sasaran: Fokuskan intervensi gizi pada ibu hamil, balita, dan anak SD – kelompok paling rentan sekaligus paling berpotensi mendongkrak kualitas SDM ke depan.
  4. Peningkatan Penerimaan Negara: Optimalisasi pajak dan reformasi fiskal wajib dilakukan guna menutup biaya MBG dan memperkuat ruang fiskal negara. Tanpa basis penerimaan yang kokoh, program ini persis seperti bangunan di atas pasir.

Hidangan Penutup: Jalan Buntu atau Persimpangan Emas?

MBG adalah lembaran baru dalam lembar sejarah sosial ekonomi Indonesia, menari di atas garis tipis antara investasi masa depan dan risiko fiskal yang mengintai. Ia menyimpan potensi besar untuk membalikkan keadaan gizi bangsa dan menstimulasi ekonomi lokal yang hampir layu. Namun, tanpa manajemen yang ketat, kejelian pengawasan, dan reformasi fiskal, maka MBG bisa menjadi bom waktu yang menghantam stabilitas ekonomi nasional.

Dari India hingga Amerika, dari Brazil sampai Afrika, pelajaran mengenai program pangan bergizi ini membuktikan bahwa keberhasilan bergantung pada sinergi antara substansi program dan tata kelola fiskal. Indonesia sekarang berdiri di persimpangan-apakah akan memilih jalan investasi yang cerdas dan berkelanjutan, atau jalan yang membebani dan berpotensi runtuh?

Seperti kisah dongeng maha luas, masa depan ekonomi Indonesia kini menunggu siapa yang akan mengendalikan badai MBG: sang pahlawan fiskal atau pusaran ancaman.

Selamat mengarungi badai, Indonesia”

*Agus Wedi, S.Sos., M.A, penulis adalah Pengamat Politik dan Kebijakan Publik

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *