Mendes Yandri Ajak Warga Desa Perangi Narkoba di Desa

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menghadiri Festival Kampung Adat Cikondang, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/11/2025). (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Yandri Susanto menyerukan pentingnya keterlibatan masyarakat desa dalam menjaga lingkungan mereka dari ancaman narkoba melalui program Desa Bersih dari Narkoba (Bersinar). Ajakan itu disampaikan saat menghadiri Festival Kampung Adat Cikondang di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada akhir pekan lalu.

“Kita perlu melindungi desa dari bahaya narkoba. Oleh karena itu, program Desa Bersinar harus terus digaungkan,” kata Yandri dalam sambutannya, dikutip di Jakarta, Senin (10/11/2025).

Menteri Yandri menegaskan, program Desa Bersinar merupakan bagian dari strategi membangun ketahanan sosial di tingkat akar rumput. Ia menyebut, upaya pemberantasan narkoba di pedesaan bukan hanya tanggung jawab aparat hukum, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.

Selain mendorong gerakan anti-narkoba, Yandri juga menyoroti potensi besar Kampung Adat Cikondang sebagai desa wisata berbasis kearifan lokal. Dengan lanskap alam yang indah dan kekayaan budaya yang masih terjaga, menurutnya desa tersebut dapat menjadi model pembangunan ekonomi berkelanjutan dari bawah.

“Kampung Adat Cikondang punya pemandangan indah dan potensi wisata yang luar biasa. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mewujudkan Astacita ke-6 Presiden Prabowo Subianto, yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Yandri menambahkan bahwa kesejahteraan nasional harus dimulai dari desa. Karena itu, Kemendes PDTT berupaya memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak melalui program Lumbung Kesejahteraan Rakyat.

“Mari, kita mulai Lumbung Pangan Desa di Indonesia dari Desa Adat Cikondang,” seru mantan Wakil Ketua MPR RI itu.

Menteri Yandri menjelaskan bahwa Lumbung Pangan Desa merupakan bagian dari kearifan lokal yang perlu dijaga dan dikembangkan. Program ini masuk ke dalam 12 Rencana Aksi Kemendes PDTT, khususnya dalam bidang swasembada pangan nasional.

“Lumbung pangan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, tetapi juga menjaga ketahanan sosial dan ekonomi desa. Ini adalah bentuk gotong royong yang diwariskan leluhur kita,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Yandri juga mengajak warga desa untuk mendukung berbagai program pemerintah yang diarahkan ke desa, seperti Koperasi Desa Merah Putih, Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan Sekolah Rakyat.

Menurutnya, keterlibatan aktif masyarakat dalam menyiapkan bahan baku untuk program MBG — seperti telur, beras, dan ikan — dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi desa.

“Jika desa jadi penyuplai bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis, maka desa akan bangkit dari sisi ekonomi,” tegasnya.

Yandri berharap kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga desa dapat memperkuat dua hal sekaligus: perlindungan sosial dari bahaya narkoba dan kemandirian ekonomi berbasis lokal.
Ia menutup sambutannya dengan menekankan bahwa desa harus menjadi garda terdepan dalam menjaga moral, budaya, dan ketahanan bangsa.

“Desa bukan hanya tempat tinggal, tapi sumber kekuatan bangsa. Dari desa, kita lawan narkoba. Dari desa pula, kita bangun kemandirian ekonomi,” pungkas Yandri.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *