JAKARTA — Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Darud Dakwah wal Irsyad (PB DDI), Muh. Suaib Tahir, mengingatkan masyarakat Indonesia untuk mewaspadai propaganda ajakan jihad ke negara-negara konflik seperti Sudan. Ia menegaskan bahwa ajakan tersebut kerap dikemas dengan narasi “persatuan global” padahal sejatinya hanya untuk kepentingan kelompok teror internasional seperti ISIS.
“Dengan dalih ‘persatuan global’, narasi jihad dilontarkan untuk mendapatkan pasokan segar tentara berani mati secara cuma-cuma untuk menguatkan posisi ISIS di wilayah konflik,” ujar Suaib dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, ISIS dan jaringan-jaringan terafiliasi lainnya menolak ide nasionalisme karena dianggap menghalangi ambisi mereka menciptakan satu komunitas global di bawah paham ekstrem.
“Hal yang demikian bagi mereka adalah kondisi yang tidak ideal. Harus disatukan lagi. Itulah yang mereka sebut sebagai ‘persaudaraan global’. Mereka menganggap, konflik yang terjadi di sana (Sudan), kita harus ikut bergabung ke sana untuk berperang,” jelasnya.
Suaib menegaskan, para individu yang tergiur ajakan jihad semacam itu tidak akan menemukan apa yang dijanjikan oleh kelompok teror tersebut. Kenyataannya, warga Asia termasuk Indonesia hanya dianggap bawahan dalam struktur organisasi teror seperti ISIS.
“Dalam praktiknya sendiri, persaudaraan global itu susah karena mereka masih memandang orang Asia itu sebagai bawahan. Dalam ISIS juga begitu, orang Indonesia tidak memegang posisi yang tinggi, paling hanya jadi kombatan-kombatan di bawah,” ungkapnya.
Selain memberi peringatan terhadap bahaya ajakan tersebut, Suaib juga menekankan pentingnya memperkuat nilai-nilai kebangsaan untuk menangkal infiltrasi ideologi transnasional yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
“Kita patut bersyukur karena punya gagasan tentang wawasan kebangsaan, berbeda dengan negara-negara lain yang tidak punya itu. Negara yang tidak memahami kebangsaannya dengan benar akan rentan untuk di utak-atik dan dipecah-belah. Tapi, kalau kita orang Indonesia, saya pikir tidak demikian,” tegasnya.
Dalam penutup keterangannya, Prof. Suaib mengajak generasi muda Indonesia untuk menjadikan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 sebagai pedoman dalam menjaga keutuhan bangsa dari ancaman ideologi ekstrem dan radikal.
