Tidak hanya itu, Ia menjelaskan diskusi ini disambut positif oleh berbagai komunitas yang hadir. Budi Susandi, Ketua Inisiatif Strategis Transportasi (INSTRAN), menyampaikan apresiasi atas inisiatif Ditjen Intram yang membuka ruang diskusi publik.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Akan lebih baik jika kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda rutin, misalnya satu atau dua bulan sekali,” ungkapnya.
Sementara itu, David Cahyana dari Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional (GAUN) menyoroti pentingnya integrasi transportasi yang inklusif dan ramah bagi kelompok rentan.
“Ditjen Intram memiliki peran strategis bagi kelompok disabilitas. Saat ini memang sudah ada integrasi fisik, tetapi belum sepenuhnya ramah disabilitas. Aksesibilitas masih menjadi tantangan, terutama bagi kaum disabilitas dan lansia,” ujar David.
Melalui kegiatan “Nongki” ini, Ditjen Intram berharap dapat terus membangun komunikasi yang terbuka dengan masyarakat, memperkuat sinergi lintas sektor, dan mewujudkan sistem transportasi nasional yang terintegrasi, inklusif, dan berkelanjutan.
Hadir pada kesempatan tersebut Sesditjen Intram, Direktur Sistem Layanan Integrasi Transportasi Antarmoda, Direktur Multimoda, Ketua GAUN (Gerakan Aksesibilitas Angkutan Umum), Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Ketua Forum Kota Depok Sehat, Ketua Bangun Kota, Ketua Forum Pengguna dan Pencinta Kereta Api.
Selain itu, hadir pula perwakilan Indonesia Creative Cities Network, Indonesia Cycling Embassy, Transport for Surabaya, Transport for Bandung, Transport for Jakarta, Pencinta Damri Community, Busway Fun Club, Edan Sepur Indonesia, Transportation Podcast, dan Kopaja Rapid Transit (KRT).