JAKARTA – Kepolisian Republik Indonesia melalui Biro Psikologi SSDM Polri dan Bagian Psikologi Biro SDM Polda Metro Jaya melanjutkan program pendampingan psikososial dan pemulihan trauma bagi korban ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pendampingan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemulihan menyeluruh, baik secara medis maupun psikologis, setelah peristiwa tragis yang mengguncang lingkungan sekolah tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Budi Hermanto, mengatakan kegiatan pendampingan pada Sabtu (8/11/2025) difokuskan di tiga lokasi utama, yakni RS Islam Jakarta Cempaka Putih, RS Yarsi Cempaka Putih, dan SMAN 72 Jakarta.
“Pendampingan ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan. Kami ingin memastikan seluruh korban dan keluarga mendapatkan dukungan psikologis yang cukup, seiring dengan proses penyelidikan yang masih berjalan intensif oleh tim gabungan,” ujar Budi di Jakarta, Minggu (9/11/2025).
Puluhan psikolog dari Mabes Polri dan Polda Metro Jaya terlibat dalam kegiatan ini. Mereka memberikan psychological first aid, yaitu bantuan awal psikologis yang berfokus pada pemulihan emosi, penguatan rasa aman, serta pengelolaan stres pascakejadian. Selain kepada korban, tim psikolog juga memberikan sesi konseling kepada guru dan kepala sekolah yang turut terdampak secara emosional akibat peristiwa tersebut.
“Pendampingan psikososial ini merupakan bagian dari komitmen Polri dalam memberikan pelayanan yang holistik pascainsiden,” tambah Budi.
“Kami ingin memastikan tidak hanya penyelidikan yang berjalan, tetapi juga pemulihan psikologis korban,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil observasi lapangan, sebanyak 12 korban masih dirawat di RS Islam Jakarta Cempaka Putih, termasuk dua orang di ruang ICU. Di RS Yarsi, 13 korban masih menjalani perawatan, satu di antaranya juga di ICU. Sementara itu, di RS Pertamina Jaya, satu korban masih dirawat dan enam lainnya telah dipulangkan.
Kombes Budi menjelaskan, sebagian besar keluarga korban menyampaikan bahwa anak-anak mereka masih membutuhkan pendampingan psikologis lanjutan setelah proses pemulihan medis selesai.
“Mereka berharap sekolah bisa segera kembali beroperasi dengan aman dan kondusif,” ucapnya.
Di sisi lain, jajaran Polres Metro Jakarta Utara dan Polsek Kelapa Gading juga telah memulai proses renovasi area yang terdampak ledakan, agar lingkungan sekolah kembali normal dan tidak menyisakan trauma visual bagi para siswa.
Lebih lanjut, Budi menegaskan bahwa pendampingan psikologis akan dilaksanakan selama dua pekan ke depan dengan beragam metode, mulai dari psikoedukasi, pendampingan sosial, konseling kelompok, hingga psikoterapi individu bila diperlukan.
“Kami berharap kegiatan ini membantu siswa dan tenaga pendidik untuk pulih secara emosional dan bisa kembali beraktivitas dengan tenang dan percaya diri,” ujarnya.
Selain pemulihan psikologis, Polri juga memperkuat koordinasi lintas lembaga dengan rumah sakit, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, dan Kementerian terkait untuk memastikan penanganan medis dan sosial berjalan paralel serta terukur.
Budi juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi atas berbagai isu yang beredar di media sosial.
“Jika masyarakat menemukan aktivitas atau benda mencurigakan, segera laporkan melalui layanan darurat 110. Kini sistem pelaporan Polri sudah berbasis digital, cepat, dan aman,” jelasnya.
Ia menegaskan, partisipasi publik sangat penting dalam menciptakan keamanan lingkungan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Jakarta yang aman dan tertib hanya bisa terwujud jika masyarakat dan aparat berjalan beriringan,” tutupnya.
