Strategi pengemasan, penjenamaan (branding), dan standarisasi produk ekspor.
Akses pasar dan mekanisme kerja sama dengan eksportir.
Peran pemerintah dalam fasilitasi promosi produk unggulan kawasan transmigrasi.
Selain itu, peserta juga mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi langsung mengenai potensi produk unggulan yang mereka miliki — mulai dari hasil pertanian, olahan pangan, hingga kerajinan khas transmigrasi. Diskusi berlangsung interaktif, di mana peserta mendapatkan bimbingan langsung mengenai strategi pemasaran, legalitas ekspor, hingga pemanfaatan platform digital untuk memperluas pasar.
Perwakilan dari Kementerian Transmigrasi menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendorong kemandirian ekonomi di kawasan transmigrasi. Dengan memperkenalkan konsep ekspor sejak dini, masyarakat diharapkan tidak hanya berorientasi pada pasar lokal, tetapi juga mampu menembus pasar luar negeri.
“Kawasan transmigrasi kini bukan lagi sekadar tempat pemukiman baru, tetapi telah berkembang menjadi pusat produksi yang potensial. Dengan pendampingan dan pembinaan berkelanjutan, kami yakin masyarakat mampu menjadi pelaku ekonomi yang tangguh,” ujar salah satu perwakilan tim kementerian.
Kegiatan ini diakhiri dengan komitmen bersama antara pemerintah daerah, Kementerian Transmigrasi, dan para peserta untuk menindaklanjuti hasil sosialisasi dengan pembinaan lanjutan, termasuk pendampingan usaha, pelatihan ekspor lanjutan, dan promosi produk unggulan daerah ke berbagai pameran nasional maupun internasional.
Melalui kegiatan ini, diharapkan Kabupaten Mesuji dapat menjadi model pengembangan kawasan transmigrasi berorientasi ekspor, sekaligus membuktikan bahwa produk-produk dari desa transmigrasi mampu bersaing di pasar global.
