Trump Tegaskan Komitmen Dukung Jepang Pulangkan Warga yang Diculik Korea Utara

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan kembali komitmennya untuk membantu Jepang dalam upaya memulangkan warga negaranya yang diculik oleh Korea Utara beberapa dekade lalu. Pernyataan itu disampaikan Trump saat bertemu dengan keluarga para korban di State Guest House, Tokyo, Selasa (28/10/2025), didampingi oleh Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi.

Dalam pertemuan tersebut, Trump menyampaikan simpati dan dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat terhadap keluarga korban yang masih menunggu kepulangan orang-orang tercinta mereka.

“Kami akan melakukan segalanya,” ujar Trump dengan nada tegas.

“Pemerintahan kami sejalan dengan Jepang dalam masalah ini, dan kami selalu memikirkan hal ini,” tambahnya.

Pertemuan ini menjadi bagian dari kunjungan kenegaraan Trump ke Jepang serta pertemuan tatap muka pertamanya dengan PM Takaichi sejak menjabat.

Bacaan Lainnya

Trump sebelumnya juga pernah bertemu keluarga korban penculikan Korea Utara saat masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.

Jepang secara resmi mencatat 17 warganya telah diculik oleh agen Korea Utara pada 1970–1980-an, meski pemerintah Jepang menduga jumlah sebenarnya lebih banyak. Dari jumlah tersebut, lima korban berhasil dipulangkan pada 2002, namun belum ada kemajuan signifikan sejak saat itu.

Kedua negara, Amerika Serikat dan Jepang, tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Korea Utara. Trump yang dikenal memiliki hubungan personal dengan Kim Jong Un sempat menginisiasi dialog denuklirisasi pada 2019, namun pembicaraan tersebut gagal mencapai kesepakatan.

Kini, Trump menyatakan kesiapannya untuk kembali membuka jalur diplomatik dengan Pyongyang, terutama dalam konteks kemanusiaan seperti pemulangan warga Jepang yang masih ditahan.

Pertemuan tersebut disambut positif oleh pihak keluarga korban yang berharap dukungan Amerika Serikat dapat memperkuat posisi Jepang dalam negosiasi internasional terkait isu kemanusiaan ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *