SORONG – Pemerintah Provinsi Papua Barat resmi membentuk Satuan Tugas Makanan Bergizi Gratis (Satgas MBG) guna memperkuat pengawasan pelaksanaan program nasional sekaligus mencegah terjadinya kasus keracunan makanan di daerah.
Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, menyebutkan pembentukan satgas merupakan bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap program Presiden Prabowo Subianto.
“Kami sudah bentuk satgas tingkat provinsi. Meskipun kasus yang terjadi di Papua Barat tidak terlalu menonjol, tapi tetap jadi perhatian,” kata Lakotani di Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (3/10/2025).
Satgas MBG ini melibatkan koordinasi dengan Kodam XVIII/Kasuari untuk mengumpulkan seluruh pengelola dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Evaluasi dilakukan untuk memastikan standar operasional prosedur diterapkan dengan benar serta mengidentifikasi kendala teknis yang dihadapi.
Selain itu, pemerintah daerah juga memfasilitasi masukan dari berbagai pihak agar program MBG berjalan lebih aman dan efektif.
“Kami juga memfasilitasi saran dari sejumlah pihak kepada para mitra pelaksana MBG agar programnya berjalan tanpa ada masalah,” tambah Lakotani.
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, dr Alwan Rimosan, menjelaskan relawan SPPG akan mengikuti pelatihan Pelataran Sehat sebagai dasar penerbitan Sertifikat Layak Higienis Sanitasi (SLHS).
“Sekarang kami masih tunggu mekanisme penerbitan SLHS,” ujarnya.
Satgas MBG Provinsi Papua Barat sendiri diketuai Wakil Gubernur Mohamad Lakotani bersama Asisten II Sekda Papua Barat, Melkias Werinussa. Keanggotaan satgas terdiri dari Dinas Kesehatan, BPOM Manokwari, hingga instansi terkait lainnya.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) Papua Barat juga menggelar pelatihan bagi 987 penjamah makanan dari sejumlah dapur SPPG di Manokwari, Manokwari Selatan, dan Teluk Wondama. Pelatihan tersebut akan diperluas ke dapur SPPG di Fakfak dan Kaimana, sementara Pegunungan Arfak belum melaksanakan program MBG.
Tercatat, jumlah penerima manfaat MBG di Papua Barat cukup besar, mulai dari 34.098 orang di Manokwari hingga ribuan lainnya di Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Fakfak, Kaimana, dan Manokwari Selatan.