JAKARTA — Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) menegaskan komitmennya untuk memperketat pengawasan terhadap seluruh pesantren di Indonesia. Langkah ini diambil sebagai respons atas tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan puluhan korban jiwa.
Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin, menegaskan bahwa lembaganya akan memastikan kejadian memilukan seperti ini tidak kembali terulang.
“Kami ke depan akan melakukan fungsi pengawasan lebih ketat lagi dan memastikan hal serupa ini tidak terjadi lagi,” kata Sultan di Jakarta, Senin (6/10/2025).
Sultan menjelaskan, DPD RI terus memantau perkembangan proses evakuasi dan penanganan korban di lokasi kejadian. Ia juga mengirimkan langsung anggota DPD ke Sidoarjo untuk memperoleh laporan terkini di lapangan.
“Saya sudah kirim Anggota DPD saya ke sana untuk mengupdate situasi terakhir,” ujarnya.
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, proses evakuasi di lokasi kejadian kini telah memasuki tahap akhir. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur melaporkan telah menerima 55 kantong jenazah hingga Senin pagi, dengan 10 korban lainnya masih dalam proses pencarian.
Tragedi itu terjadi saat proses renovasi mushalla di lantai tiga pesantren pada Senin (29/9/2025). Ketika itu, ratusan santri yang sedang melaksanakan shalat berjamaah mendadak tertimpa reruntuhan bangunan.
Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, untuk meninjau dan memeriksa ulang struktur bangunan di pondok-pondok pesantren di seluruh Indonesia guna mencegah insiden serupa di masa depan.
Sultan menekankan bahwa tragedi di Al Khoziny menjadi peringatan keras bagi semua pihak akan pentingnya pengawasan dan standar keselamatan bangunan di lembaga pendidikan berbasis pesantren.