KANGEAN – Gelombang aksi demonstrasi di Pulau Kangean, Sumenep Jawa Timur masih berlanjut buntut penolakan terhadap survei seismik yang hendak dilakukan PT Kangean Energy Indonesia (KEI) dan PT Gelombang Seismik Indonesia (GSI) di wilayah barat pulau Kangean. Terbaru, nelayan menggelar aksi demonstrasi di tengah laut dengan menggunakan perahu yang diikuti 50 perahu dan ratusan warga hendak mendatangi kapal-kapal yang diduga milik perusahaan tersebut, Selasa (16/9/2025).
Koordinator Aksi, Ayon Rahman mengatakan bahwa demonstrasi ini merupakan luapan kemarahan warga yang menolak rencana eksploitasi minyak dan gas (Migas) di pulau Kangean. Menurutnya, hingga kini, PT KEI dan PT GSI masih berusaha melakukan aktivitas survei seismik di Pulau Kangean, padahal warga sudah berkali-kali menyuarakan penolakan.
“Aksi kali ini diikuti sekitar 50an perahu dengan jumlah warga yang turun lebih dari 200 warga. Aksi ini tentu sebagai luapan kemarahan warga yang menolak segala bentuk aktivitas eksplorasi migas di Pulau Kangean,” kata Ayon kepada harianindo.id pada Selasa (16/9/2025).
Lebih lanjut, Ayon menegaskan bahwa aktivitas survei seismik yang dilakukan di Pulau Kangean harus segera dihentikan total. Sebab menurutnya, apabila eksplorasi Migas di Pulau Kangean tetap berjalan, maka yang akan dirugikan adalah nelayan dan masyarakat Kangean secara umum.
“aktivitas seismik ini kan jelas-jelas akan menimbulkan dampak negatif jangka panjang untuk masyarakat Kangean, lebih-lebih kepada nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut, karena itu, kami secara tegas meminta kepada semua pihak yang berwenang untuk tidak memberikan izin atau mencabut seluruh perizinan rencana eksplorasi migas di Pulau Kangean,” tambahnya.
Senada dengan Ayon, Koordinator aksi nelayan Kangean Selatan, Miftahul Anam juga menegaskan bahwa aksi penolakan ini dilakukan semata-mata untuk melindungi lingkungan dan hak hidup masyarakat Kangean. Menurutnya, proyek migas hanya menguntungkan perusahaan dan pemerintah, sementara menyengsarakan masyarakat.