JAKARTA — Lingkar Studi Kebangkitan Bangsa (LSKB) menilai gagasan Gerakan Nurani Bangsa (GNB) agar Presiden Prabowo Subianto melakukan reformasi Polri patut diapresiasi. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Studi Kebangkitan Bangsa (LSKB), Fahmi Budiawan yang menegaskan bahwa reformasi Polri sejatinya sudah berjalan baik di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui visi PRESISI (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan), dan kini perlu dilanjutkan ke tahap AKURASI.
Sejak peluncuran visi Presisi, Polri mencatat berbagai capaian signifikan yang memperkuat profesionalisme, transparansi, dan kepercayaan publik. Di antaranya pengungkapan 1.280 kasus korupsi sepanjang 2024 dengan 830 tersangka dan pemulihan aset Rp 887 miliar, serta penanganan 8.527 kasus sumber daya alam sejak 2020 hingga Oktober 2024 yang menyelamatkan potensi kerugian negara hingga Rp 15,4 triliun.
Selain itu, Polri juga mencatat penyelesaian 36.174 perkara narkoba pada 2024 dengan barang bukti senilai Rp 8,6 triliun dan menyelamatkan 40,4 juta jiwa dari bahaya narkoba. Di bidang keamanan, Polri berhasil mengamankan G20 Bali, KTT ASEAN, hingga Pemilu Serentak 2024 dengan aman dan tertib.
“Reformasi Polri adalah proses berkesinambungan, bukan sekadar slogan. Dengan fondasi yang telah diletakkan melalui PRESISI, perlu diarahkan ke AKURASI supaya Polri menjadi institusi yang semakin modern, humanis, dan berorientasi pada pelayanan publik, tanpa kehilangan ketegasan dalam menegakkan hukum,” ujar Fahmi dalam keterangan tertulis yang diterima harianindo.id pada Minggu (14/9/2025).
Menurut Fahmi, paradigma AKURASI menjadi arah penguatan Polri ke depan, dengan tujuh pilar utama: Accomplish (menuntaskan tugas profesional), Know (menguasai teknologi dan situasi), Unlock (membuka akses keadilan), Respect (menghormati HAM), Assist (memberi bantuan nyata), Solve (menyelesaikan masalah cepat dan adil), dan Invigorate (menguatkan semangat persatuan).
“Dengan fondasi yang telah diletakkan melalui PRESISI diarahkan ke AKURASI supaya Polri menjadi institusi yang semakin modern, humanis, dan berorientasi pada pelayanan publik, tanpa kehilangan ketegasan dalam menegakkan hukum,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, Lingkar Studi Kebangkitan Bangsa (LSKB) menekankan, di era Presiden Prabowo, tantangan keamanan nasional semakin kompleks. Karena itu, penguatan reformasi harus difokuskan pada peningkatan integritas, konsistensi, dan kapasitas sumber daya manusia Polri agar mampu menjawab kebutuhan zaman.