JAKARTA – Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya mengamankan 1.240 orang yang diduga melakukan tindakan anarki selama gelombang demonstrasi di Jakarta sejak Senin (25/8/2025) hingga Jumat (29/8/2025). Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri mengatakan sebagian besar dari mereka bukan berasal dari Jakarta.
“Polda Metro Jaya dari mulai awal kejadian sampai saat ini sudah menangkap sekitar 1.240 orang, mereka berasal dari wilayah luar Jakarta, ada yang dari Jawa Barat, Banten,” ujar Asep di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (1/9/2025).
Menurut Asep, pihaknya juga telah mengidentifikasi pelaku perusakan dan penjarahan fasilitas umum yang terjadi di beberapa titik aksi.
“Untuk yang melakukan perusakan atau penjarahan, kami sudah mendeteksi, sudah, tinggal tunggu saja, kita melakukan tindakan tegas untuk penangkapan. Untuk jumlah, nanti akan kami sampaikan lebih lanjut karena itu teknis. Tim kami masih bekerja,” tegasnya.
Asep menambahkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi langsung untuk menindak tegas segala bentuk anarkisme. Meski begitu, ia menegaskan masyarakat tetap memiliki ruang untuk menyampaikan aspirasi dengan cara damai.
Senada dengan itu, Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Deddy Suryadi juga menekankan bahwa tindakan anarki tidak akan ditoleransi.
“Kalau menyampaikan pendapat, saran, sesuai dengan konstitusi (tidak masalah), namun ketika melakukan tindakan anarki itu akan kami tindak tegas,” ungkap Deddy.
TNI bersama Polri, lanjut Deddy, berkomitmen menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat di ibu kota.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat kerugian infrastruktur akibat kerusuhan demonstrasi tersebut mencapai Rp55 miliar. Fasilitas umum seperti Halte Transjakarta dan Stasiun MRT Jakarta menjadi sasaran perusakan oleh oknum tak bertanggung jawab.