Penjajahan di Kangean: Kita Lawan dan Menangkan

Ilustrasi

Jauh sebelum hiruk-pikuk soal Survei Seismik 3D di Pulau Kangean akhir-akhir ini – sebetulnya sudah tercium bau busuk eksploitasi berkedok industri yang akan menghancurkan Kangean secara perlahan. Saya menulis ini dengan gerakan tangan tanpa paksaan dan tanpa direkayasa, bahwa Kangean saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Mendengar bahwa Kangean menjadi incaran pertambangan minyak perusahaan negara, saya sedih dan sangat sedih. Sebab bagi saya, tak ada pembenaran apapun bagi segala bentuk ekploitasi. Iya… itu eksploitasi bukan eksplorasi berkedok janji kesejahteraan seperti yang keluar dari mulut pemangku kekuasaan kabupaten kita.

Kembali bahwa perlu diingat saat ini Kangean sedang dijajah oleh orang-orang yang kita kehendaki untuk berkuasa. Saya sedikit cerita, sebetulnya, saya sudah mencium pejajahan ini sejak mulai dibangunnya pabrik aspal dipesisir pantai batuguluk itu. Tanpa ada gerakan berarti – pabrik itu berjalan mulus hingga pada tahap operasi uji coba. Saat itu saya menganggap bahwa saya dan kalangan anak muda lainnya, putra putri kangean, dan masyarakat secara umum gagal membentengi pulau kita tercinta dari para penjajah.

Pasca pabrik itu, endusan penjajahan terhadap kekayaan dan kelestarian alam Kangean mulai bertambah, terbukti tak berselang lama, sebuah perusahaan luar daerah yang difasilitasi (kabarnya) oleh salah satu organisasi mahasiswa besar di Indonesia masuk dan menjajal pulau Kangean, nama perusahaannya PT BALAD yang bergerak pada budidaya lobster. Kasusnya sama, tanpa ada gerakan berarti, perusahaan itu lolos begitu saja. Tak ada atensi lebih dari kalangan muda Kangean menyikapi dua peristiwa penjajahan itu. Setelah itu, disusul dengan rencana eksploitasi migas di Kangean oleh PT Kangean Energi Indonesia (KEI). Salah satu tahapan awal eksploitasi itu adalah dengan melakukan survei seismik 3D.

Bacaan Lainnya

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *