Menurut pantauan harianindo.id di lapangan, hingga siang hari, massa aksi masih bertahan di depan Kantor Kecamatan Arjasa. Massa aksi menilai bahwa kehadiran PT KEI telah menimbulkan kegaduhan serta mengganggu tatanan sosial yang sebelumnya harmonis.
“Kami menuntut PT KEI dan pemerintah untuk menghentikan rencana survei seismik 3D, mengembalikan tatanan sosial masyarakat, melarang kapal-kapal berlabuh yang terkait survei migas, serta mendorong DPRD Sumenep untuk memanggil PT KEI secara terbuka di hadapan masyarakat,” ucap salah satu orator dalam aksi tersebut.
Diketahui, aksi demo itu berjalan tertib dengan dikawal ketat aparat keamanan. Sebelum membubarkan diri, massa aksi mendesak penandatangan surat pernyataan dari Forkopimka untuk menghentikan segala aktivitas PT KEI di Kepulauan Kangean.
Gelombang penolakan ini memperlihatkan bahwa masyarakat Kangean menghendaki kehidupan yang damai tanpa intervensi proyek industri ekstraktif yang dianggap merusak lingkungan maupun kehidupan sosial mereka.
