Sementara itu, Ketua Yayasan Prajna Harmonis, Kasino, menekankan bahwa penyelenggaraan forum ini bertepatan dengan peristiwa bersejarah, yaitu peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika, 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II, dan berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Tahun ini, kami mengusung tema ‘Membangun Peradaban Baru Umat Manusia yang Melampaui Hukum Rimba’. Dengan menelusuri akar permasalahan, kita dapat mengatasi kebuntuan ‘benturan peradaban’, membebaskan umat manusia dari siklus konflik, dan menemukan jalan menuju harmoni simbiosis,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa ketimpangan antara kemajuan peradaban material dan peradaban spiritual telah memicu maraknya pola pikir dan praktik ‘hukum rimba’. Menurutnya, di tengah polarisasi dan krisis global saat ini, manusia perlu kembali kepada nilai-nilai luhur peradaban yang mencerminkan keharmonisan alam semesta.
Untuk diketahui, Forum Keharmonisan Peradaban Dunia – The World Civilizations Harmony Forum lahir pada tahun lalu melalui penyelenggaraan kegiatan perdana yang sukses. Tahun ini, Yayasan Prajna Harmonis dan Wahid Foundation kembali berkolaborasi, menggandeng China Confucius Research Institute dalam menyelenggarakan forum edisi kedua. Forum ini juga menghadirkan HEHE Civilization Forum – Indonesia Sub-Forum sebagai wujud sinergi dan kerja sama lintas.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah, akademisi, tokoh masyarakat, dan mahasiswa dari berbagai negara. Melalui forum ini, Wahid Foundation dan para mitra berharap dapat memperkuat semangat satu kemanusiaan dan bersama-sama membangun tatanan dunia baru yang lebih damai, adil, dan harmonis.