“Setiap detik, serangan siber mengintai infrastruktur database kita semua. Oleh karena itu, kesadaran kolektif dan pertahanan teknis menjadi tulang punggung ketahanan institusi,” kata Panglima TNI.
“Serangan siber juga tidak hanya mengancam infrastruktur teknologi informasi, tapi juga bisa berdampak pada operasi militer, keamanan nasional bahkan ketahanan negara,” tambahnya.
Pelatihan keamanan siber merupakan salah satu cara mengantisipasi ancaman dan hal itu menjadi tanggungjawab bersama.
“Acara ini dirancang sebagai bagian bahwa kita menjadi garda terdepan dalam pertahanan dunia maya yang memiliki kesadaran dan keterampilan yang memadai dalam menghadapi ancaman siber,” katanya.
Diharapkan para peserta pelatihan keamanan siber dapat memperkuat kesadaran risiko siber dan langkah-langkah pencegahannya. Melalui pelatihan keamanan siber, diharapkan peserta dapat terlibat dalam menyusun langkah-langkah teknis melalui siberenstr yang realistis termasuk ancaman serangan siber.
Sebagai pembicara kunci yang sekaligus membuka pelatihan tiga hari tentang keamanan siber, Sekretaris Kepala Bainstrahan Laksamana Arif Hanan membacakan pidato tertulis Kabainstrahan Mayjen TNI Robi Herbawan menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pelatihan keamanan siber ini.
“Acara ini diselenggarakan oleh Kemenhan dan TNI dalam rangka mengenali dan merespon dari ancaman siber dan serangan siber yang dapat mengancam keamanan organisasi,” katanya.
Pelatihan ini dinilai menjadi bagian dari strategi pertahanan total bagi setiap organisasi, yang mana perlu mengembangkan dan memelihara tim profesional dan terampil dalam mendeteksi, menangani dan memperkuat keamanan siber.
“Acara ini bertujuan untuk memberikan pelatihan yang relevan untuk membantu organisasi dalam membangun pertahanan dari ancaman siber melalui skenario aksi langsung yang tentunya bermakna,” tambahnya.